Site icon fost-nepal

Model pemikiran besar hampir pasti dapat berpikir

[original_title]

fost-nepal.org – Baru-baru ini, terdapat banyak perdebatan mengenai kemampuan model penalaran besar (LRM) untuk berpikir. Penelitian yang dipublikasikan oleh Apple berjudul “The Illusion of Thinking” menyatakan bahwa LRM tidak dapat berpikir, melainkan hanya melakukan pencocokan pola. Apple berargumen bahwa LRM dengan teknik penalaran rantai pikiran (CoT) tidak dapat melaksanakan perhitungan dengan algoritma yang ditetapkan saat masalah semakin kompleks.

Namun, argumen ini dianggap cacat. Jika seseorang yang sudah mengetahui algoritma untuk menyelesaikan masalah Tower of Hanoi diminta untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan dua puluh cakram, kemungkinan besar mereka juga tidak mampu. Oleh karena itu, tidak bisa disimpulkan bahwa manusia tidak dapat berpikir. Meskipun demikian, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada bukti definitif bahwa LRM tidak bisa berpikir, dan kita hanya tidak dapat memastikan sebaliknya.

Penulis artikel ini berani mengklaim bahwa LRM hampir pasti dapat berpikir, meskipun masih ada kemungkinan hasil penelitian di masa depan bisa mengejutkan. Untuk memahami kemampuan berpikir LRM, kita harus terlebih dahulu mendefinisikan apa sebenarnya yang dimaksud dengan berpikir, khususnya dalam konteks pemecahan masalah.

Berpikir melibatkan beberapa proses seperti representasi masalah, simulasi mental, pencocokan pola, serta evaluasi. LRM dapat disebut sebagai sistem canggih yang dapat melakukan proses-proses ini meskipun tidak seluruhnya menyerupai cara manusia berpikir. Penelitian menunjukkan bahwa LRM memiliki kemampuan dalam menyelesaikan sejumlah pertanyaan berbasis logika, meskipun masih tertinggal dibandingkan manusia terlatih.

Akhirnya, berdasarkan hasil benchmark, kemiripan yang mencolok antara penalaran CoT dan penalaran biologis, serta pemahaman teoritis, dapat disimpulkan bahwa LRM hampir pasti memiliki kemampuan untuk berpikir.

Exit mobile version