fost-nepal.org – OpenAI tengah bersiap meluncurkan aplikasi mandiri untuk model kecerdasan buatan (AI) video terbarunya, Sora 2. Aplikasi ini menampilkan umpan video vertikal dengan navigasi geser yang mirip dengan TikTok, namun seluruh kontennya dihasilkan oleh AI. Terdapat halaman rekomendasi yang mirip dengan fitur “For You” yang menggunakan algoritma rekomendasi untuk menampilkan video. Di sisi kanan umpan, terdapat menu yang memungkinkan pengguna untuk menyukai, mengomentari, atau mengedit video yang ada.
Pengguna dapat membuat klip video sepanjang 10 detik dengan model video generasi terbaru dari OpenAI. Namun, pengguna tidak dapat mengunggah foto atau video dari galeri mereka. Fitur verifikasi identitas juga ada dalam aplikasi Sora 2, yang memungkinkan pengguna untuk mengonfirmasi kesamaan wajah mereka. Setelah melakukan verifikasi, pengguna dapat menggunakan cerminan wajah mereka dalam video, dan orang lain dapat menandai serta menggunakan cerminan tersebut dalam klip.
OpenAI meluncurkan aplikasi tersebut secara internal pekan lalu dan menerima umpan balik positif dari para karyawan yang terlibat. Menurut sumber, penggunaan aplikasi ini cukup intensif sehingga beberapa manajer bercanda aplikasi ini dapat mengurangi produktivitas.
Aplikasi Sora 2 diperkirakan akan memengaruhi cara orang berinteraksi dengan video AI, mirip dengan dampak yang diberikan ChatGPT dalam teks yang dihasilkan AI. Dalam konteks persaingan, Sora 2 akan berhadapan dengan penawaran video AI baru dari perusahaan besar seperti Meta dan Google, yang juga telah meluncurkan fitur serupa dalam aplikasi mereka.
Namun, Sora 2 menghadapi tantangan, termasuk masalah hak cipta dan kritik terkait keselamatan anak. OpenAI saat ini tengah berjuang melawan sejumlah gugatan atas dugaan pelanggaran hak cipta, serta meluncurkan kontrol orang tua untuk menjaga keselamatan pengguna muda. Meskipun aplikasi Sora 2 akan memberikan inovasi, belum jelas bagaimana larangan dan pembatasan umur akan diterapkan di dalamnya.