fost-nepal.org – Kasus hacking berbasis sextortion semakin mengkhawatirkan, seiring dengan kemunculan malware terbaru yang memanfaatkan teknologi untuk mengintai aktivitas pengguna. Malware yang dikenal sebagai Stealerium ini, ditemukan oleh tim peneliti dari Proofpoint, dilaporkan dapat mendeteksi ketika pengguna mengakses konten pornografi. Malware tersebut tidak hanya mengambil tangkapan layar, tetapi juga mengambil foto candid pengguna melalui webcam, lalu mengirimkan semua data tersebut kepada pelaku kejahatan siber.
Salah satu peneliti Proofpoint, Selena Larson, menjelaskan bahwa Stealerium, yang merupakan varian dari malware ‘infostealer’, telah digunakan dalam beberapa kampanye pencurian data sejak Mei 2023. Malware ini dirancang untuk menginfeksi komputer dan mengirimkan informasi sensitif seperti data perbankan, username, dan password kepada hacker. Namun, Stealerium menambahkan dimensi baru dengan mencatat aktivitas browsing pengguna yang berhubungan dengan pornografi, mengunggah menangkap gambar pengguna, dan kemudian memeras mereka dengan ancaman penyebaran foto-foto tersebut.
Penelitian ini menyoroti bagaimana para peretas mengatasi pengguna dengan mengirimkan email yang berisi lampiran atau tautan yang mengarah pada unduhan Stealerium. Target utamanya adalah individu di industri perhotelan, pendidikan, dan keuangan, meskipun mereka juga menyasar pengguna di luar perusahaan.
Stealerium saat ini tersedia sebagai alat open-source di Github, namun penemu malware ini mengklaim bahwa ion hanya untuk tujuan edukasi. Tim Proofpoint tidak menemukan korban spesifik dari fitur sextortion, tetapi keberadaan fitur tersebut menunjukkan bahwa ini telah berpotensi digunakan dalam serangan nyata di dunia maya. Hal ini menandakan pentingnya kewaspadaan dalam menjaga privasi di era digital saat ini.