fost-nepal.org – Tiongkok telah memutuskan untuk meninggalkan format berkas Microsoft Word yang umum digunakan, menggantikannya dengan software lokal WPS Office dalam dokumen resmi. Langkah ini diambil di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan dan teknologi antara Tiongkok dan Amerika Serikat (AS).
Kementerian Perdagangan Tiongkok mengumumkan pada pekan lalu bahwa pengendalian ekspor tanah jarang hanya akan dilakukan dalam format WPS, yang menandai pertama kalinya bahwa dokumen kementerian tidak dapat dibuka menggunakan Microsoft Word atau aplikasi buatan AS lainnya. Hal ini menggambarkan upaya Tiongkok untuk mengurangi ketergantungan pada produk asing.
Pada tanggal 9 Oktober 2025, Tiongkok juga mengumumkan pembatasan baru terkait ekspor mineral strategis yang digunakan untuk keperluan sipil dan militer, mencakup pengetatan persyaratan perizinan dengan alasan keamanan nasional. Kebijakan ini memperluas tindakan serupa yang diambil sebelumnya untuk mengontrol material berteknologi tinggi, sebagai respon terhadap meningkatnya persaingan global.
Presiden AS, Donald Trump, merespons pernyataan Tiongkok dengan ancaman untuk meningkatkan tarif hingga 100% pada impor dari negara tersebut. Ia juga menyebut kemungkinan pembatasan ekspor terhadap “semua perangkat lunak penting”, mencerminkan eskalasi ketegangan antara kedua negara.
Dengan langkah ini, Tiongkok berupaya memperkuat industri teknologi lokal sekaligus melawan dominasi perangkat lunak asing. Ini menunjukkan pergeseran signifikan dalam kebijakan digital negara tersebut dan gambaran lebih luas tentang rivalitas yang semakin intensif antara Tiongkok dan AS dalam bidang teknologi dan perdagangan.