[original_title]

Peniadaan AI jadi risiko bisnis: Mengabaikan “slop” menutupi potensi nyata

fost-nepal.org – Perkembangan kecerdasan buatan (AI) saat ini tengah menghadapi tantangan dari opini publik yang semakin negatif, meskipun tiga tahun lalu, kehadiran ChatGPT membuat heboh dunia dan mendorong investasi besar dalam teknologi ini. Penurunan sentimen ini dimulai setelah peluncuran GPT-5 oleh OpenAI pada musim panas lalu, yang mendapat tanggapan beragam. Banyak pengguna, terutama yang tidak berpengalaman, lebih fokus pada kekurangan tampak dari sistem dibandingkan dengan kemampuannya yang mendalam.

Sebagian analis dan influencer menunjukkan bahwa kemajuan AI kini menemui hambatan, dengan istilah “AI slop” digunakan untuk meremehkan hasil yang dihasilkan oleh model AI. Tindakan ini dianggap mengkhawatirkan, terutama karena AI telah membuktikan diri jauh lebih mampu daripada yang diperkirakan lima tahun lalu. Sebuah laporan McKinsey menunjukkan bahwa 20% organisasi sudah merasakan nilai nyata dari generasi AI, dan survei Deloitte menyebutkan 85% organisasi berencana meningkatkan investasi AI mereka hingga 2026.

Sikap skeptis ini mungkin mencerminkan ketakutan kolektif terhadap potensi kehilangan dominasi kognitif manusia di era AI. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa AI akan lebih mampu membaca emosi manusia dan memanipulasi perilaku mereka, berpotensi membawa dampak negatif bagi masyarakat. Jika tidak diatur dengan baik, AI dapat membentuk model prediktif yang mengoptimalkan pengaruhnya pada individu.

Penting untuk menyadari bahwa langkah-langkah bersama diperlukan untuk mempersiapkan masyarakat menghadapi risiko yang ditimbulkan oleh kemajuan AI. Mengabaikan atau meremehkan potensi AI hanya akan membuat kita kurang siap untuk tantangan di masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *