fost-nepal.org – Sila, sebuah startup yang bergerak di bidang material baterai, resmi memulai operasional di pabriknya yang berlokasi di Moses Lake, Washington, pada hari Selasa. Pabrik ini merupakan pabrik anoda silikon berskala besar pertama di wilayah Barat dan dirancang untuk memproduksi material baterai yang dapat mendukung antara 20.000 hingga 50.000 kendaraan listrik (EV) pada awalnya. Rencana ekspansi masa depan dapat memenuhi permintaan hingga 2,5 juta kendaraan.
Anoda silikon menjanjikan peningkatan kepadatan energi pada baterai lithium-ion hingga 50%. Teknologi ini telah dikembangkan oleh Sila selama 14 tahun dan dianggap sebagai peluang bagi Amerika Serikat untuk bersaing dalam industri baterai global, menurut CEO dan salah satu pendiri Sila, Gene Berdichevsky.
Pabrik ini tidak hanya membidik pasar produsen mobil dan pemasoknya, Sila juga telah menjalin kerjasama penyediaan material anoda dengan perusahaan seperti Panasonic dan Mercedes. Berdichevsky menambahkan bahwa mereka juga menjual material kepada produsen drone, perusahaan satelit, dan sektor elektronik konsumen.
Sila bukan satu-satunya perusahaan yang fokus pada material anoda silikon. Perusahaan lain seperti Group14 dan Amprius juga aktif dalam produksi material di lokasi yang berbeda. Namun, pabrik di Moses Lake menjadi yang pertama dalam skala besar di AS. Selama hampir dua tahun proses pembangunan, Sila berhasil menggalang dana sebesar $375 juta untuk proyek ini.
Ketersediaan sumber daya seperti energi hidropower yang murah dan bahan baku yang melimpah di Washington menjadi faktor penting dalam mendirikan pabrik ini. Berdichevsky menyatakan bahwa teknologi ini dapat menurunkan biaya produksi baterai di masa depan, menjadikannya lebih kompetitif dibandingkan dengan baterai berbasis anoda grafit. Jika permintaan meningkat, Sila berencana untuk memperluas fasilitas mereka ke lokasi lain, baik di dalam negeri maupun internasional.