fost-nepal.org – OpenAI meluncurkan peramban web bertenaga AI yang disebut ChatGPT Atlas minggu ini, memicu pertanyaan di kalangan pengguna tentang apakah sudah saatnya meninggalkan Safari. Diskusi mengenai perkembangan ini dilakukan oleh Max Zeff, Sean O’Kane, dan Anthony dalam episode terbaru podcast. Mereka membahas berbagai pendekatan di pasar peramban, termasuk beberapa alternatif kurang dikenal.
Sean mencatat bahwa banyak perusahaan sebelumnya telah berusaha menduduki posisi dominan di pasar peramban tetapi gagal, terutama karena kesulitan dalam menghasilkan keuntungan dari produk tersebut. Namun, OpenAI memiliki dana yang cukup besar untuk mendukung keberlangsungan ChatGPT Atlas dalam jangka waktu yang lebih panjang.
Max yang telah mencoba Atlas menyatakan bahwa meskipun ada klaim tentang efisiensi yang lebih baik, kenyataannya pengguna sering kali hanya menyaksikan agen AI melakukan tugas yang mungkin tidak relevan bagi mereka. Dia juga menyoroti bahwa ada risiko keamanan yang signifikan ketika menggunakan peramban AI.
Dalam percakapan tersebut, Anthony berbagi pengalamannya mencari mesin pencari alternatif untuk menghindari hasil pencarian berbasis AI yang mendominasi saat ini. Dia mempertanyakan masa depan web terbuka jika peramban AI menjadi lebih populer dan kontrol browsing beralih ke antarmuka dan chatbot.
Max menambahkan, ide tentang web yang dikelola oleh agen AI masih terasa abstrak, dengan pertanyaan mendasar tentang nilai nyata bagi konsumen saat ini. Sementara itu, Sean mengamati bahwa meskipun ada tantangan dalam bersaing di pasar peramban, dukungan dana yang besar dari perusahaan seperti OpenAI memungkinkan mereka untuk terus berkembang tanpa tekanan untuk segera meraih keuntungan.
Dengan perkembangan ini, pertanyaan tentang masa depan peramban dan keuntungan pengguna masih menjadi topik yang menarik untuk ditindaklanjuti.