fost-nepal.org – Shen Ming Lee, seorang pengusaha muda, memutuskan untuk memulai perusahaan sebagai bentuk pemberontakan terhadap industri minyak kelapa sawit yang digelutinya sejak kecil. Mengakui rasa malu terhadap bisnis keluarganya yang merupakan salah satu produsen terkemuka minyak kelapa sawit, Lee ingin menciptakan sesuatu yang sesuai dengan nilai-nilai keberlanjutan yang diinginkannya sebagai generasi Z.
Perusahaan yang didirikan bersama Boon Uranukul, seorang kandidat doktor di MIT, bernama Terra Oleo, berfokus pada pengembangan mikroba yang mampu mengolah limbah pertanian menjadi berbagai jenis minyak. Startup yang berbasis di Singapura ini telah beroperasi secara diam-diam selama hampir dua tahun. Dalam rentang waktu tersebut, mereka berhasil mengumpulkan dana sebesar 3,1 juta dolar AS dari beberapa investor, termasuk ADB Ventures dan Better Bite Ventures.
Lee mengungkapkan bahwa perusahaan mereka bergerak untuk memproduksi minyak dengan margin keuntungan yang tinggi dari limbah pertanian, menghindari proses penyulingan yang mahal. Dengan menggunakan teknik rekayasa genetik, mereka memilih tiga spesies ragi yang efektif dalam menghasilkan minyak dari limbah organik. Terra Oleo berambisi untuk meningkatkan produksi ke skala kilogram, sehingga mampu memenuhi permintaan pasar, terutama di industri kosmetik dan farmasi.
Walaupun tantangan untuk menggantikan minyak kelapa sawit yang diproduksi sebanyak 79 juta ton per tahun cukup besar, Lee percaya akan adanya peluang untuk menunjukkan kepada produsen minyak kelapa sawit bahwa ada alternatif yang lebih berkelanjutan. Dia menyatakan bahwa transisi ini tidak bisa dilakukan secara instan, tetapi memerlukan kerjasama dengan industri untuk mencapai campuran produksi yang lebih beragam di masa depan.