Altman dan Nadella butuh lebih banyak kekuatan untuk AI

fost-nepal.org – Ketidakpastian terkait kebutuhan daya untuk kecerdasan buatan (AI) menjadi sorotan utama, terutama di kalangan perusahaan teknologi seperti OpenAI dan Microsoft. Dalam sebuah diskusi, CEO OpenAI, Sam Altman, dan CEO Microsoft, Satya Nadella, mengungkapkan tantangan yang dihadapi dalam memperkirakan daya yang diperlukan untuk mendukung infrastruktur AI yang berkembang pesat.

Nadella menjelaskan bahwa kendala utama saat ini bukanlah jumlah chip yang tersedia, melainkan ketidakcukupan daya dan keterbatasan dalam penyelesaian pembangunan pusat data. Ia menyoroti bahwa meskipun perusahaan-perusahaan berusaha untuk mengamankan pasokan energi, mereka menghadapi kesulitan dalam menghubungkan chip yang telah dibeli dengan infrastruktur yang siap digunakan. “Kami mengalami masalah karena tidak memiliki fasilitas yang sesuai untuk menginstalasi chip yang sudah dibeli,” ujarnya.

Dalam lima tahun terakhir, permintaan energi untuk pusat data meningkat pesat, melampaui rencana utilitas untuk kapasitas baru menghasilkan listrik. Para pengembang pusat data kini beralih ke pengaturan “behind-the-meter”, di mana listrik disuplai langsung ke pusat data tanpa melalui jaringan listrik umum. Altman mengekspresikan kekhawatirannya mengenai potensi risiko yang dapat muncul jika sumber energi yang lebih murah tersedia dengan cepat, yang dapat membuat perusahaan terjebak dengan kontrak yang tidak menguntungkan.

Kedua pemimpin perusahaan ini juga membahas solusi yang sedang dieksplorasi, seperti energi nuklir dan tenaga surya, untuk memenuhi permintaan energi yang terus meningkat. Namun, teknologi tersebut belum siap untuk penerapan meluas, sementara pengembangan infrastruktur tenaga fosil memerlukan waktu yang cukup lama. Keduanya sepakat bahwa pergeseran ke sumber energi terbarukan, terutama solar, diperlukan untuk menyokong pertumbuhan dunia AI yang pesat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *